top of page
Search

Time Travel Jalur Bengong

  • Writer: Alam Nugraha
    Alam Nugraha
  • Jul 18, 2020
  • 4 min read
Lama Tak Jumpa

Halo semuanya! Lama tak berjumpa kita hahaha. Tujuh bulan lamanya blog ini gue anak tirikan dan akhirnya gue berpikir untuk sedikit melakukan kunjungan ke blog ini. Tidak perlu ditanyakan bagaimana keadaan blog ini selama ditinggalkan. Tentunya banyak sekali sarang laba-laba, jamur-jamur, mas-mas dan mba-mba Jenius yang menetap di tempat ini. Pokoknya, gue ingatkan untuk sekarang ini, jikalau gue mengatakan bahwa gue akan membuat sebuah tulisan dalam waktu dekat di akhir tulisan ini, itu adalah kebohongan besar.

Jelajah Waktu dan Perasaan

Pada kesempatan kali ini, gue mau sedikit berbagi cerita gue ketika melakukan time travel ke masa lalu. Memang terdengar bahwa ini hanyalah sebuah kebohongan dan salah satu bentuk click bait agar kalian meng-klik blog gue. Namun, gue rasa pengalaman time travel ini tidak hanya dirasakan oleh diri gue seorang, melainkan orang lain pun pasti pernah mengalaminya. Isi cerita ini mungkin akan mengandung cukup banyak kehaluan gue di dalamnya. Jadi, kalau kalian sedang sangat luang waktu dan ingin mencoba memahami apa yang gue ceritakan, mari kita ngehalu bersama.


Salah satu kebiasaan yang sudah mendarah daging dalam diri gue adalah bengong. Menurut gue, bengong bukanlah sekadar kegiatan untuk membuang-buang waktu. Bengong merupakan aktivitas dimana pikiran gue dapat bebas untuk terbang kemanapun sesuai keinginannya sendiri dan kemudian pikiran gue memproyeksikan apa yang dia lihat kepada diri gue. Sebagai seseorang yang termasuk cukup overthinking, tidak jarang aktivitas bengong ini membantu gue untuk sedikit lebih tenang dengan gambaran-gambaran yang pikiran gue coba perlihatkan kepada gue. Melalui bengong, kita bisa pergi kemana saja dan melihat apa yang ingin kita lihat. Gue selalu rindu pada diri gue saat masih SD dengan pikiran yang isinya cuma main PS, nonton Sponge Bob, makan nugget Champ, dan tidur menggunakan selimut dengan motif abstrak.


Momen melakukan time travel yang gue rasakan adalah ketika gue bengong sembari terbaring di sofa ruang tamu dan ketika gue keramas menggunakan shampo Sunsilk milik keluarga besar. Dua momen tersebut jadi waktu paling cocok bagi diri gue untuk bengong dan menenangkan diri gue sendiri. Tidak jarang di waktu sebelum tengah malam tiba dengan keadaan yang teramat sepi nan sunyi, gue berbaring di atas sofa dan memutar sebuah instrumen musik yang dirasa dapat membantu pikiran gue untuk “terbang” tinggi. Mata melihat ke langit-langit ruang tamu, tampaknya tidak ada cicak di atas sana, hanya langit-langit dengan cat warna putih ditimpa bercakan noda yang gue sendiri tidak tahu darimana datangnya.


Secara tidak langsung, pikiran gue membawa diri gue di masa sekarang untuk melihat bagaimana diri gue di masa lalu. Apa yang gue lihat saat itu? Gue melihat seorang anak laki-laki yang sedang berlari-lari di belakang rumah tua dan membawa sebuah mainan figur Rangers Hitam. Yap, itu adalah diri gue ketika masih berada di usia Taman Kanak-Kanak. Apakah gue melakukan sesuatu ketika melihat anak tersebut? Tidak. Entah bagaimana gue menjelaskannya, gue tidak diperkenankan untuk berinteraksi dengan segala hal yang gue lihat saat itu. Rasanya seperti ada sebuah kaca bening dan besar yang menghalangi diri gue. Namun, rasanya benar-benar nyata! Gue bisa melihat tawaan lugu dan merasakan perasaan yang saat itu anak tersebut rasakan. Gue benar-benar tahu bagaimana rasanya karena gue pernah ada di posisi anak tersebut.


Menurut gue, momen time travel itu tidak berlangsung lama. Hanya terjadi sekilas dalam pikiran tapi dapat memberikan rasa yang nyata tentang suatu hal yang pernah dialami. Pikiran gue langsung pergi entah kemana. Kelihatannya dia mencoba untuk membawa diri gue kembali pada kenyataan. Perasaan itu masih ada dalam diri gue. Kehangatan, tubuh serta pikiran yang sangat ringan, dan keikhlasan. Gue pun mengedipkan mata dan kembali diperlihatkan langit-langit ruang tamu. Gue berpikir sejenak dan berharap bisa kembali ke masa tersebut serta merasakan perasaan anak laki-laki itu dengan lebih nyata.

Gue langsung bangun dan mengambil posisi duduk. Menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya secara perlahan. Mulai bergumam tentang perasaan gue kepada diri gue sendiri. Ingin sekali berterimakasih kepada anak tersebut karena telah menciptakan perasaan-perasaan tulus dan ikhlas di masa lampau. Perasaan yang dapat sedikit menenangkan dirinya sendiri dalam beberapa tahun ke depan. Ya,akhirnya pun gue berterimakasih kepada diri gue sendiri karena udah menyempatkan untuk mampir dan berbahagia di masa lalu. Jikalau gue terus menerus merasa keos saat ini, apa yang akan dikatakan diri gue di masa depan ketika berkunjung ke diri gue di masa sekarang?


Udahan Ah

Ya, kurang lebih seperti itu pengalaman time travel yang gue rasakan dan hayati makna beberapa waktu ke belakang. Terdengar sangat absurd? Sangat! Gue benar-benar menyadari hal tersebut dan entah mengapa gue sangat ingin membagikannya kepada kalian semua. Mungkin banyak cara bagi diri kita untuk membantu diri kita sendiri dalam menenangkan perasaan. Ya, dengan cara time travel terabsurd ini, gue berhasil sedikit membantu pikiran dan perasaan gue untuk menjadi tenang. Gue masih berharap kalau gue tidak absurd sendirian. Barangkali kalian memiliki cara absurd untuk menenangkan diri kalian? Atau sudah menemukan cara untuk menjelajahi waktu?


Terimakasih gue ucapkan kepada kalian semua yang sudah membaca dan bertahan hingga huruf-huruf di penghujung tulisan ini. Sebenarnya masih ada pemikiran absurd gue tentang hubungan memori manusia dengan banyak benda. Namun, gue rasa itu akan gue coba bagikan di tulisan berikutnya deh. Sekali lagi, Terimakasih !!!

 
 
 

Comments


Post: Blog2_Post

©2019 by Nature Blog. Proudly created with Wix.com

bottom of page